SOSOK KEHADIRAN PEMIMPIN MILINEAL DAN BERKUALITAS BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KONAWE SELATAN PADA KONSTALASI PILKADA 2020

Image
Pemilihan kepala daerah di Indonesia pada tahun 2020 digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada tahun 2021. Sistem pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2020 merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan di Indonesia. Pelaksanaan pemungutan suara direncanakan digelar secara serentak pada bulan Desember 2020. Total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Sejumlah nama dari kader-kader potensial partai politik (Parpol) mulai bermunculan. Ada 270 daerah yang akan mengikuti pilkada serentak salah satunya di Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Ada tiga kandidat yang kini ramai diperbincangkan dikalangan masyarakat saat ini, selain itu ada muncul bakal calon bupati dari kalangan milienal. Hal ini menarik dibicarakan. Hal ini disampaikan Ode Undu yang menjabat sebagai Sektaris Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswah K...

MAKALAH EKOLOGI DINAMIKA MASYARAKAT TUMBUHAN “ Suksesi Tumbuhan”

MAKALAH EKOLOGI
DINAMIKA MASYARAKAT TUMBUHAN
“ Suksesi Tumbuhan”



Oleh :

SAHRUN
M1A1 16 174
KEHUTANAN C



PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga penyusn dapat menyusun makalah yang berjudul ” Dinamika Masyarakat Tumbuhan .” Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. 
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun,  dan segenap pembaca umumnya. Penyusun  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini. Tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.


  Kendari,     Oktober 2017

                                                                                    Penyusun








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………1
Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
Tujuan…………………………………………………………………………2
Manfaat………………………………………………………………………..2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Suksesi……………………………………………………………3
Faktor Penyebab Terjadinya Suksesi ……………………………………….4
Proses Suksesi ………………………………………………………………...8
Tahap Tahap Suksesi Dan Karakteristik Suksesi ………………………….10 
Macam-macam Suksesi
Konsep Klimaks………………………………………………………………13
Sere…………...………………………………………………………………..15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………17
Saran ………………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan. Seiring bertambahnya waktu, perlahan-lahan suatu ekosistem akan mengalami perubahan dari kondisi semula. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangat mudah untuk diamati dan biasanya dalam perubahan itu terdapat pergantian komunitas dalam ekosistem tersebut. Ia selalu berubah-ubah,  kadang-kadang perubahan itu besar, kadang-kadang kecil. Perubahan itu terjadi secara alamiah, maupun sebagai akibat perbuatan manusia. 
Komposisi spesies dalam komunitas akan bervariasi sepanjang waktu dibeberapa spesies keimpahannya menurun, sedangkan yang lain meningkat. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yag penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempenngaruhi sistem secara keseluruhan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara tertatur disebut dengan suksesi, dan suksesijuga bisa diartikansebagai perubahan yang langsung dalam komposisi komunitas dan asosiasi biologis serta sifat-sifat ekosistem.
Berbagai kajian tentang perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sedehana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi atau nutrisi, produktivtas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian dan juga dengan masalah konservasi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut dengan klimaks. Dalam kondisi ini sering dikatakan bahwa sebuah ekosistem dalam kondisi meostasis, sebuah kondisi dimana ekosistem dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai respon yang koordinasi dari komponen penyusun sub-sub sistem terhadap tiap rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi normal komunitas.
Konsep suksesi ( relay floristic ),Konsep ini mendasarkan suksesi pada system perubahan komunitas yang teratur secara hierarki yaitu terjadi perubahan gradual menuju staus klimaks. Ide klasik dari suksesi diterangkan secara detail oleh clement yang mengembangkan teori suksesi tumbuhan dan perkembangan komunitas yang disebut hipotesis monoklimaks. Menurut clements komunitas biotik merupakan superorganisme yang sangat terintegrasi yang berkembang dengan proses suksesi menuju satu titik akhir di area manapun yang disebut klimaks. 
Komunitas yang terdiri dari beberapa populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan disebut suksesi ekologi atau suksesi.Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis) yang dipengaruhi oleh iklim.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
Apa yang dimaksud dengan suksesi dan klimaks ?
Bagaimana faktor-faktor penyebab serta yang mempengaruhi suksesi ?
Bagaimana macam-macam suksesi ?
Bagaimana paham-paham tentang klimaks ? 
Bagaimana menjelaskan definisi sere dan macam-macamnya ?
Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :
Dapat mengetahui pengetian suksesi dan klimaks
Dapat memahami faktor-faktor penyebab serta yang mempengaruhi suksesi
Dapat memahami macam-macam suksesi
Dapat mengaplikasikan paham-paham tentang klimaks
Dapat menjelaskan definisi sere dan macam-macamnya

Manfaat
Adapun manfaat dalam makalah ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, titik acuan, referensi, maupun  sumber ilmu dalam mata kuliah ekologi.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahanyang berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. 
Beberapa pengertian tentang istilah suksesi dikemukakan sebagai berikut :
1.      Suksesi yaitu perubahan langsung secara keseluruhan pada selang waktu lama, bersifat kumulatif, dari dalam komunitas tertentu, dan terjadi pada tempat yang sama (Gopal dan Bharwaj, 1979).
2.      Suksesi yaitu proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah, berlangsung lambat, secara teratur, pasti, dan dapat diramalkan (Irwan,1992).
3.      Suksesi yaitu perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara teratur dan menuju ke satu arah (Resosoedarmo dkk,1986)
4.     Suksesi yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau ekosistem yang timbulnya menyebabkan timbulnya penggantian dari satu komunitas atau ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang lain (Kendeigh,1980).
Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Contoh klasik untuk menggambarkan peristiwa suksesi adalah kejadian di Gunung Krakatau, Banten. Pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus, semua kehidupan di gunung tersebut musnah. Seratus tahun kemudian ternyata di Gunung Krakatau tersebut sudah terbentuk hutan kembali. Bagaimana proses pembentukan kembali komunitas di Gunung Krakatau tersebut?
Mula-mula yang berkoloni adalah sejenis lumut kerak (lichen) dan beberapa jenis lumut tertentu. Asam-asam yang dieksresi oleh Lichen itu menghancurkan substrat batuan dan menyediakan sedikit tanah. Partikel tanah tambahan terbentuk karena penghancuran oleh iklim dan terbawa angin. Penghancuran dan pembusukan terhadap lichen dapat menambahkan sedikit humus sehingga lumut lain menetap. Setiap musim terdapat pertumbuhan baru, yang lama membusuk (menyediakan humus). Tidak lama kemudian tersedia cukup tanah untuk paku-pakuan dan kemudian tumbuh rerumputan, kemudian semak (perdu). Keadaan ini menyediakan kondisi pertumbuhan yang amat baik untuk biji-biji tumbuhan tinggi (pohon).

Faktor Penyebab Terjadinya Suksesi 
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya yaitu :
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a). Erosi, yaitu dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai. 
b. Pengendapan (denudasi), yaitu Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut. 
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.
   Proses Suksesi
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1).   Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan :
a.      Organisme tersebut sampai dilokasi
b.      Organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2).  Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam di daerah itu akan mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya lichenes (lumut kerak) yang memperbanyak koloni permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami. 
3).  Variabilitas Ruang
Tahap berikutnya yaitu modifikasi ruang merupakan peningkatan variablitas ruang (spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk hutan yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradien sifat tanah. Bahan organik tanah bervariasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan. Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada perbaikan temperatur, cahaya dan evaporasi. Oleh karena itu,  transpirasi hutan akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperatur udara akan lebih rendah dalam tegakan suksesi yang lebih tua.
Selain itu, Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu :
1.      Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2.      Migrasi : tersebarnya biji
3.      Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4.      Kompetisi : adanya pergantian spesies
5.      Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies
6.      Klimaks : komunitas stabil
Proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut : 
1.      Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan. 
2.      Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu. 
3.      Kehadiran pemencar benih. 
4.      Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan. 
5.      Jenis substrat baru yang terbentuk
6.      Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.

                                  
Gambar 1.1. Proses Suksesi
Tahap Tahap Suksesi Dan Karakteristik Suksesi 
Dalam suksesi terjadi suatu proses perubahan secara bertahap menuju suatu keseimbangan. Clements menyusun urutan kejadian secara rasional ke dalam 5 fase, yaitu:
Fase 1. NUDASI : proses awal terjadinya pertumbuhan pada lahan terbuka/kosong.
Fase 2. MIGRASI : proses hadirnya biji-biji tumbuhan, spora dan lain-lainnya.
Fase 3. ECESIS : proses kemantapan pertumbuhan biji-biji tersebut.
Fase 4. REAKSI : proses persaingan atau kompetisi antara jenis tumbuhan yang telah ada/hidup, dan pengaruhnya terhadap habitat setempat.
Fase 5. STABILISASI: proses manakala populasi jenis tumbuhan mencapai titik akhir kondisi yang seimbang (equilibrium), di dalam keseimbangan dengan kondisi habitat lokal maupun regional

Macam-macam Suksesi
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.      Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan  tersebut  dapat  terjadi  secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa  kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi). Terdapat beberapa ciri-ciri dari suksesi Primer, antara lain :
Berkembang pada sustrat baru
Terbentuk vegetasi baru
  Ekosistem awal habis total
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu, akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas  yang baru terbentuk..
                              

Gambar 1.2. Proses Suksesi Primer
Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis). Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m. 


Gamabr 1.3. Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
2.      Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas  tersebut sehingga masih terdapat kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan. 
Proses suksesi sangat  terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang, iklim, dan  tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika proses  suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropis.


Gambar 1.4. Suksesi sekunder karena penebangan hutan
Konsep Klimaks
Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah pada suatu komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks. Pada klimaks ini mempunyai sifat – sifat tertentu, dan yang penting adalah :
a.      Fase klimaks merupakan sistem yang stabil dalam keseimbangan antara lingkungan biologi dengan non-biologi.
b.      Komposisi jenis pada fase klimaks relatif tetap atau tidak berubah.
c.       Pada fase klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dai materi organik, sehingga tidak ada perubahan yang berarti.
d.      Fase klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
Di dalam kondisi klimaks ini makhluk hidup dapat mengatur dirinya sendiri dan dapat mengolah habitat sedemikian rupa sehingga cenderung untuk melawan inovasi baru. Di dalam konsep klimaks ini Clements berpendapat :
1.         Suksesi dimulai dari kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi akhirnya punya klimaks yang sama.
2.         Klimaks hanya dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu, sehingga klimaks dengan iklim itu saling berhubungan. 
3.         Setiap kelompok vegetasi masing-masing mempunyai klimaks.
Terdapat beberapa jenis klimaks berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya :
1.      Klimaks klimatik, klimaks yang dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu. Karena iklim sendiri menentukan pembentukan klimaks maka dapat dikatakan bahwa klimaks klimatik dicapai pada saat kondisi fisik di sub stratum tidak begitu ekstrem untuk mengadakan perubahan terhadap kebiasaan iklim di suatu wilayah.
2.      Klimaks edafik, klimaks yang dimodifikasi begitu besar oleh kondisi fisik tanah seperti topografi dan kandungan air. Secara relatif vegetasi dapat mencapai kestabilan lain dari klimatik atau klimaks yang sebenarnya di suatu wilayah. Hal ini disebabkan adanya tanah habitat yang mempunyai karakteristik yang tersendiri.
3.      Sub klimaks, adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks, oleh beberapa faktor selain iklim. Misalnya adanya penebangan, dipakai untuk penggembalaan hewan, tergenang dan lain-lain. Dengan demikian vegetasi dalam tahap perkembangan yang tidak sempurna (tahap sebelum klimaks yang sebenarnya) baik oleh faktor alam atau buatan. Komunitas tanaman sub klimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya jika faktor-faktor penghalang/penghambat dihilangkan.
4.      Disklimaks, gangguan dapat menyebabkan modifikasi klimaks yang sebenarnya dan ini menyebabkan terbentuknya sub klimaks yang berubah (termodifikasi). Sebagai contoh vegetasi terbakar menyebabkan tumbuh dan berkembangnya vegetasi yang sesuai dengan tanah bekas terbakar tersebut. Odum (1961) mengistilahkan klimaks tersebut dengan pyrix klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang dominan pada pyrix klimaks antara lain : Melastoma polyanthum, Melaleuca leucadendron dan Macaranga sp.
5.      Pra klimaks (pre Klimaks), jika pergantian iklim secara temporer menghentikan perkembangan vegetasi sebelum mencapai klimaks yang diharapkan.
Berhubungan dengan berbagai klimaks maka terdapat kekaburan arti klimaks. Oleh karena terjadi ketidaksepakatan kemudian berkembang tiga teori klimaks dengan argumentasi masing-masing, yaitu :
1.      Teori Monoklimaks, yaitu teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik di suatu wilayah iklim utama. 
2.      Teori Poliklimaks, merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga pada suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang berbeda.
3.      Teori informasi, teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah antara teori monoklimaks dan teori poliklimaks.


Sere
Suksesi tanaman merupakan perubahan keadaan tanaman. Suksesi yang menempati habitat utama disebut Sere. Sedangkan variasi yang terjadi diantaranya disebut Seral. Komunitas yang timbul pada susunan itu disebut Komunitas Seral. Biasanya komunitas seral itu tidak tampak dengan jelas, mereka kenal hanya karena beberapa spesies tanaman dominan tumbuh diantaranya. Tumbuhan pertama yang tumbuh di habitat yang kosong disebut tanaman Pioner. 
Lazimnya suksesi tanaman tidak menunjukkan suatu seri tingkat-tingkat atau tahap-tahap tetapi terus menerus dan merupakan pergantian yang lambat dan kompleks. Penempatan individu vegetasi ini individu per individu, dan tidak merupakan loncatan-loncatan dari suatu komunitas dominan ke komunitas dominan yang lain. Spesies dominan dari suatu komunitas akan tetap stabil dalam jangka waktu yang lama. Kemudian akan bercampur dengan vegetasi baru. Vegetasi baru ini mungkin menggantikan vegetasi yang telah ada tetapi mungkin juga tidak (bila komunitas yang baru itu tidak menghendaki kondisi yang diciptakan menjadi dominan terutama dari segi kondisi pencahayaan). Setelah beberapa kali mengalami pergantian semacam itu, suatu saat habitat akan terisi oleh spesies-spesies yang sesuai dan mampu bereproduksi dengan baik. Sehingga proses ini mencapai  Komunitas Klimaks yang matang, dominan, dapat memelihara dirinya sendiri dan selanjutnya bila ada pergantian, maka pergantian itu relatif sangat lambat.
Telah  dijelaskan  bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
1).      Hidrosere
Hidrosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar. Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain, suksesi menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi ini hanya terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil dan dangkal, serta diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga batas air akan semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama. Sebagai pelopor adalah tumbuhan air yang terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian rumput rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon..
2).      Halosere
Halosere yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau. Suksesi ini dimulai pada tanah bergaram atau air asin. Biasanya pada daerah rawa yang habis terkikis oleh air.
3).     Xerosere
Xerosere  yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun. Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch. Ada tiga  macam xerosere, yaitu:
Psammosere, suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
Lithosere, suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
Serule, suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen/konsumen.
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi Lichenes akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi dengan H2O sehingga menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel batuan yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang mengalami pembusukan, mengikat Nitrogen yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut kerak sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus (Thallophyta). Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk vegetasi kedua.
Urutan-urutan terjadinya proses xerosere :
Lumut kerak        lumut kerak         berdaun        lumut       rumput-rumputan (herbaceus)         semak-semak (shrubs)           pohon-pohonan.
Tidak semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat permukaannya merupakan pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan kering, baru kemudian semak dan pohon-pohonan.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Kli-maks merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.
Interaksi dari semua faktor lingkungan yang berpengaruh akan menentukan komposisi jenis vegetasi komunitas. Dengan demikian keberadaan tegakan vegetasi akan bervariasi antar satu tipe dengan tipe lainnya bahkan terdapat variasi antar unit hu-tan.Faktor lingkungan yang membatasi jumlah spesies yang hidup pada suatu tahap suksesi dikenal ke dalam dua kategori
Faktor lingkungan yang mengakibatkan stres terdiri dari fenomena-fenomena yang membatasi hasil fotosintesa seperti cahaya, air, unsur hara tanah dan suhu;
Faktor yang berhubungan dengan terjadinya kerusakan baik kerusakan sebagian maupun keseluruhan biomassa vegetasi seperti serangan hama, patogen atau ma-nusia.
Perubahan da-lam suksesi bersifat kontinu, dimana rentetan suatu perkembangan dan pergantian ko-munitas merupakan suatu seri komunitas yang terbentuk pada keadaan tertentu disebut sere, dan komunitas yang sudah mencapai kemantapan dan permanen disebut klimaks
Ada dua jenis suksesi yaitu suksesi primer (Primarysuccession) dan suksesi sekunder
Saran
Seharusnya sebagai manusia harus memperhatikan pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya suksesi. Dengan begitu keseimbangan alam akan terjadi antara pengelolaan lahan dengan ketersediaan sumberdayaalam.



DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah Dkk. 2006. Biologi 1 SMA dan SMK untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. 
Susilo, Didik. 2012. Ekosistem dan Suksesi Ekologi. Dalam http://inspagr. blogspot.com/2012/12/ekosistem-dan-suksesi-ekologi.html.
Primack, Richard B dan Mochamad Indrawan. 2007. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Diposkan oleh PUTRI UTAMI di 12.30.http://putriutami324. Blogspot. com/2013/04/suksesi-ekologi.html
Riberu, Paskalis.2007. Pembelajaran Ekologi(http:// paskalisriberu-pembelajaran-ekologi pdf) di unduh 16 Februari 2011 Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pencemaran Laut dari Tumpahan Minyak (Oil Spill))

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN “Angka Bentuk Pohon Hutan Tanaman Dan Struktur Serta Komposisi Tegakan Hutan Alam”

MAKALAH TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA)