VALUASI JASA EKOSISTEM HUTAN
“Hutan Sebagai Fungsi Penyediaan”
OLEH :
SAHRUN (M1A1 16 174)
AGUS SALIM (M1A1 16 199)
JUSMAN (M1A1 16 193)
NURUL AJUN ALAM (M1A1 16 178)
MEIDAYANTI ANWAR (M1A1 16 082)
FENDI (M1A1 16 174)
FAHRIL ASTAMAN (M1A1 16 119)
RINALDI SYAM (M1A1 16 104)
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya Saya masih diberi kesahatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula dipanjatkan salam kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW sebagaiman Beliau telah membawa perubahan kepada kita dari masa kegelapan ke masa yang terang benderang seperti saat ini.
Pembuatan makalah ini berjudul “Hutan Sebagai Fungsi Penyediaan”, program studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, dalam lingkup Universitas Haluoleo, Kendari.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Saya harapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun. Sekian dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan infomasi kepada pembaca.
Wassalamuallaikum warahtullahi wabarakatu.
Kendari, Jum’at, 22 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................................ 2
1.4. Manfaat........................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Hutan.................................................................................................. 5
2.2. Hutan Menyediakan Sumber Air Bersih..................................................... 7
2.3. Bahan baku................................................................................................ 9
2.4. Genetik.................................................................................................... 10
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan................................................................................................... 11
3.2.Saran.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Luas hutan Indonesia mencapai 121,11 juta ha yang terbagi dalam hutan konservasi seluas 20,62 juta hektar, hutan lindung seluas 33,92 juta hektar, hutan produksi terbatas seluas 23,17 juta hektar, hutan produkasi tetap seluas 35,32 juta hektar dan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 8,08 juta hektar (Suparna, 2005). Sumber daya hutan tersebut sangat vital bagi perekonomian Indonesia, baik dalam penyediaan kayu untuk keperluan domestik maupun untuk eksport yang memberikan kontribusi 3,8 – 5,95 milyar US dollar pertahun (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000). Disamping itu sumber daya hutan ini juga sangat penting dalam mendukung kelestarian tanah dan air serta dapat menekan pemanasan global.
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh – tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku –pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbondioksida ( carbon dioxidesink ), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar diseluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupundi pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan menurut fungsinya mempunyai 3 fungsi yaitu produksi, konservasi dan lindung. Selain itu pula hutan juga mempunyai fungsi penyediaan didalamnya. Fungsi tersebutlah yang dapat dimanfaatkan oleh manusia maupun satwa yang ada didalamnya. Oleh karena itu, dalam makalah akan menyajikan beberapa komponem yang disediakan oleh hutan.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
Apa yang dimaksud dengan fungsi penyediaan oleh hutan ?
Apasaja komponem yang disediakan oleh hutan ?
Bagaimana bentuk komponem yang disediakan oleh hutan tersebut ?
Bagaimana perannya dalam kehidupan mahkluk hidup lainnya ?
Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
Dapat mengetahui pengertian fungsi penyediaan oleh hutan
Dapat memahami komponem yang disediakan oleh hutan
Dapat memahami bentuk komponem yang disediakan oleh hutan tersebut
Dapat mengetahui perannya dalam kehidupan mahkluk hidup lainnya
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang ditemukan dalam pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu, literature, maupun dasar ilmu pengetahuan terutama dalam kajian tentang fungsi penyediaan hutan bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Hutan
Hutan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa perendaman terhadap banjir, erosi, dan sedimentasi, serta jasa pengendalian daur. Tidak terhindarkan bahwa hutan sebagai penyedia jasa lingkungan seperti perlindungan tanah dan air, perlindungan habitat, keanekaragamanjenis flora dan fauna, dan peranannya dalam berbagai siklus ekologis (misal siklus karbon, oksigen, hara, hidrologi, dan siklus klimatik) saat sekarang mendapat perhatian yang lebih serius oleh para ilmuwan dan politisi dibanding hutan dalam fungsi lainnya.
Kondisi ini tidak jarang mengiring pada satu pemahaman konservatif belaka yang berusaha mengerucutkan fungsi hutan untuk pemanfaatan jasa lingkungan semata, sehingga memunculkan propaganda yang arogan untuk proteksi berlebihan terhadap hutan, tidak boleh terganggu sama sekali. Peranan hutan pada keanekaragaman jenis dan perubahan iklim yang dibahas pada pertemuan UNCED, mendapat perdebatan khusus.
Dari perspektif politik, isu-isu yang berkembang cenderung terpolarisasi pada empat isu utama. Pertama, komunitas di negara-negara industri, berusaha keras menganjurkan konservasi dan perlindungan terhadap hutan alam yang tersisa, yang dalam hal ini dominan terdapat pada negara sedang berkembang. Sementara itu, komunitas di negara-negara berkembang berpendapat bahwa tingginya sorotan negara-negara industri terhadap deforestasi hutan tropis hampir tidak sebanding dengan besarnya perhatian yang mereka berikan terhadap pencegahan pemanasan global dan kerusakan hutan di Eropa pada era dulu. Komunitas dari negara berkembang menyuarakan bahwa komunitas di negara-negara maju sebagai komunitas yang menyumbang porsi besar terhadap masalah lingkungan pada era dulu harus dapat memberikan perhatian yang sama dalam upaya mengurangi emisi karbon dan penggunaan bahan bakar fosil. Kedua, beberapa negara berkembang beranggapan bahwa usaha perlindungan dan konservasi hutan tropis akan "mengunci" peluang dan kesempatan dalam pemanfaatan sumberdaya alamnya. Kuncian ini akan berdampak menghalangi kemajuan ekonomi negara berkembang. Ketiga, komitmen negara berkembang untuk mengkonservasi hutan mereka mensyaratkan adanya kontribusi dari negara maju berupa pendanaan dan transfer teknologi, paling tidak sebagai kompensasi keuntungan ekonomi yang hilang. Keempat, negara berkembang mempersoalkan keinginan negara maju untuk memperoleh akses bebas terhadap sumber genetik dan kearifan lokal. Dalam hal ini, negara berkembang mengharapkan agar negara maju membayar akses tersebut, diantara dalam bentuk transfer teknologi.
2.2. Hutan Menyediakan Sumber Air Bersih
Beberapa sumber menyatakan bahwa walaupun ketersediaan air di dunia melimpah, namun air yang dapat di konsumsi oleh manusia untuk keperluan minum 5%, sedangkan sisanya adalah air laut .Begitupun walaupun volume air di udara yang jatuh sebagai hujan cukup melimpah, namun ketika hujan mencapai permukaan bumi, yang menjadi aliran mantap hanya 25% saja, dan hampir tiga perempatnya terbuang ke laut. Gambaran ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan hutan sebagai penyimpanan air dan menjaganya di dalam tanah sebagai persediaan air bagi manusia. Pengrusakan hutan turut serta dalam menambah berkurangnya ketersediaan sumber air bersih. Bila keberadaan hutan tidak dijaga dan dilestarikan, maka kerisis air bersih akan di alami oleh kita.
2.3. Bahan baku
Hutan adalah Sumberdaya alam yang menyediakan bahan baku kayu yang sampai saat ini menjadi bahan penting dan sangat dibutuhkan manusia di bumi untuk kebutuhan perabotan, perumahan dan kertas. Di lain pihak terdapat hasil-hasil hutan non kayu yang biasa digunakan untuk kebutuhan bahan obat-obatan dan kosmetik. Hutan juga menyediakan bahan baku kayu bakar untuk menghasilkan energi panas. Bagi masyarakat tradisional khususnya di negara berkembang, kayu bakar ini diantaranya digunakan untuk kebutuhan memasak. Di negara maju, kayu bakar ini dimanfaatkan untuk menghasilkan energi panas pada musim dingin atau sekedar kebutuhan gaya hidup. Disamping untuk kebutuhan langsung oleh manusia, hutan juga mempunyai fungsi esensial lainnya sebagai habitat bagi banyak jenis tumbuhan dan hewan yang penting dikonservasi untuk perlindungan hidupan liar. Hutan juga menyimpan potensi plasma nutfah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, obat-obatan dan berbagai keperluan pendidikan serta pengembangan ilmu dan teknologi, baik yang digunakan saat sekarang maupun untuk penggunaan generasi berikutnya.
Penting untuk pertanian Hutan menyediakan barang-barang dan jasa yang mendukung sektor pertanian. Produksi peternakan mendapat manfaat lewat pakan ternak dan naungan yang disediakan oleh hutan dan pepohonan. Hutan menyediakan sarang untuk lebah, kelelawar, dan hewan penyerbuk tanaman pangan lain. Tanaman kopi yang dibudidayakan di lahan perkebunan terjauh dari areal berhutan berproduksi lebih sedikit karena berkurangnya jasa penyerbukan.5 Hutan menyediakan jasa hidrologis untuk pertanian, menyesuaikan kuantitas dan kualitas air permukaan yang tersedia untuk irigasi, dan mengendalikan sedimentasi infrastruktur irigasi.
Hutan alam menyediakan habitat untuk berbagai jenis tumbuhan liar dari pohon penghasil pangan penting. Tumbuhan hutan berfungsi sebagai sumber keanekaragaman genetis yang akan semakin penting bagi jenis-jenis tersebut agar mampu beradaptasi seiring berkembangnya perubahan iklim serta bagi manusia untuk beradaptasi pula dengan perubahan iklim yang terjadi. Pola makanan kita zaman dahulu mencakup lebih dari 7000 jenis tumbuhan dan hewan, tetapi kini semakin sedikit saja.7 Terbatasnya keanekaragaman hayati dalam sumber makanan ini membuat kita lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit baru yang disebabkan oleh perubahan iklim.
2.4. Genetik
Hutan juga mampu menyediakan keragaman genetik yang unik. Keragaman genetik dapat diartikan sebagai variasi gen dan genotipe antar dan dalam species (Melchias, 2001). Keragaman genetik dalam species memberikan kemampuan untuk beradaptasi atau melawan perubahan lingkungan dan iklim atau hama dan penyakit baru. Oleh karenanya, keragaman genetik merupakan modal dasar bagi suatu jenis tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bertahan hidup dari generasi ke genarasi. Kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan tempat tumbuh ditentukan oleh potensi keragaman genetik yang dimilikinya. Semakin tinggi keragaman genetiknya semakin besar peluang tanaman untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan beradaptasi tersebut dapat diamati dari dua parameter, yaitu secara fenotip (pertumbuhan, kesehatan, reproduksi) dan parameter genetik yang tidak secara langsung teramati secara visual. Untuk mengetahui adaptabilitas tanaman, dilakukan uji provenansi di berbagai lokasi. Jenis yang tumbuh baik di berbagai kondisi lingkungan adalahjenis yang tingkat adaptabilitasnya tinggi.
Keragaman genetik mempunyai peranan yang sangat penting dalam program pemuliaan, karena optimalisasi perolehan genetik akan sifat-sifat tertentu dapat dicapai apabila cukup peluang untuk melakukan seleksi gen terhadap sifat yang diinginkan. Basis genetik yang luas perlu tetap dipertahankan bahkan dikembangkan, sebab bukan saja untuk mempertahankan sifat yang telah ada tetapi untuk memperoleh sifat baru yang diinginkan dan sekaligus memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang beragam (Wright, 1976). Pada dasarnya species pohon hutan memiliki sebaran geografis yang luas, sistem perkawinan silang, biji tersebar secara luas dan memikili kemampuan berkembang biak baik secara generatif maupun vegetatif, sehingga akan memiliki keragaman genetik baik antar species ataupun antar populasi yang lebih besar dibanding dengan species yang sebarannya endemic dan populasi alaminya lebih sempit (Hamrich et al.,1992). Lebih lanjut disampaikan bahwa species dengan sebaran endemic dan populasi sempit akan menunjang terjadinya proses genetic drift yang berakibat langsung terhadap turunnya keragaman genetik. Kemajuan program pemuliaan pohon akan sangat ditentukan oleh materi genetik yang tersedia, dimana semakin luas basis genetik yang dilibatkan dalam program pemuliaan suatu jenis, semakin besar peluang untuk mendapatkan peningkatan perolehan genetik (genetic gain) dari sifat yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan dalam makalah ini ialah hutan ialah summberdaya alam yang mampu menyediakan air, bahan baku, genetik maupun pangan serta barang-barang dan jasa lingkungan yang dapat dikelolah oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam makalah ini ialah semastinya dalam pengelolaan fungsi hutan yang telah tersedia agar dikelolah oleh orang yang bijak dan memperhatikan aturan dalam ruang lingkup ataupun batasan-batasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan dan Perkebunana. 2000. Statistik Kehutanan dan Perkebunan Tahun 1999/2000. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta.
Departemen Kehutanan. 2004. Statistik Kehutanan Tahun 2004. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Dirjen Bina Produksi Kehutanan. 2005. Workshop Program Jaringan Kerja Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta, Juni 2005.
Hamrick, J.L., Mary Jo W.G., dan Susan L.S. 1992. Factors Influing Levels of Genetic Diversity in Woody Plant Species. In : Adams W.T., Strauss S.H., Copes D.L. and Griffin, A.R. eds. : Populatio Genetics of Forest Trees, Kluwer Academic Publishers.
Johnson R., B. S. Clair and S. Lipow. 2001. Genetic conservation in applied tree breeding programs. In : Thielges, B. A., S. D. Sastrapraja and A. Rimbawanto (Eds). Proc. Of International Conference on In-situ and Ex-situ Conservation of Commercial Tropical Trees. Yogyakarta.
Comments
Post a Comment