SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
“Sejarah Perkembangan SIG”
OLEH :
OKI RAHMAN
M1A1 16 160
KEHUTANAN B
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya Saya masih diberi kesahatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula dipanjatkan salam kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW sebagaiman Beliau telah membawa perubahan kepada kita dari masa kegelapan ke masa yang terang benderang seperti saat ini.
Pembuatan makalah ini berjudul “ Sejarah Perkembangan SIG”, program studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, dalam lingkup Universitas Haluoleo, Kendari.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Saya harapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun. Sekian dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan infomasi kepada pembaca.
Wassalamuallaikum warahtullahi wabarakatu.
Kendari, 8 September 2019
Penyusun
Oki Rahman
Nim. M1A1 16 160
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................................ 2
1.4. Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)............................................... 3
2.2. Sejarah Perkembangan SIG............................................................................ 7
2.3. Sejarah Perkembangan (SIG) Dari Masa Ke Masa...................................... 10
2.4 Sejarah Perkembangan (SIG) di Indonesia..................................................... 14
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan................................................................................................... 17
3.2.Saran.............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Balakang
Pada era globalisasi ini informasi telah dibagi dalam berbagai bidang, salah-satu diantaranya yaitu informasi geografis. Informasi geografis talah dimodifikasi dalam suatu sistem, karena didalamnya mengandung berbagai macam komponen-komponen kerja. Geographic information system/sistem informasi geografi yaitu sistem khusus pengelola data yang mempunyai informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti sempit yaitu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilakan informasi keruangan.
Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, perkembangan teknologi pun seiring dengan perkembangan zaman tesebut. Perekembangan teknologi tersebut juga berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information Technology) yang juga berkembang dengan pesat . Salah satunya adalah dengan munculnya Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis).
Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) telah berkembang pesat. Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, Web GIS, dan Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan tekhnologi SIG ini.
Tentunya banyak manfaat yang bisa diambil apabila bisa menguasai sistem informasi geografi (SIG) dengan baik, diantaranya dalam perencanaan pola pembangunan kota/wilayah. SIG bermanfaat sebagai alat acuan perencanaan pembangunan agar pembangunan dapat terencana lebih awal dan tidak tumbuh semerawut (tidak teratur) serta tetap memperhatikan kelestarian lingkungan(pembangunan berkelanjutan).
Konsep dasar SIG sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan SIG.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
Apa pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) ?
Bagaimana perkembangan SIG pada masa sebelum masehi
Bagaimana perkembangan SIG pada masa setelah masehi, sesudah ada komputer negara pertama kali yang mempelajari dan mengembangkan SIG ?
Bagaimana sejarah perkembangan SIG di Indonesia ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :
Dapat mengetahui pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Dapat memahami perkembangan SIG pada masa sebelum masehi
Dapat mengetahui perkembangan SIG pada masa setelah masehi, sesudah ada komputer negara pertama kali yang mempelajari dan mengembangkan SIG
Dapat menjelaskan sejarah perkembangan SIG di Indonesia
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang ditemukan dalam pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu, literature, maupun dasar ilmu pengetahuan terutama dalam kajian tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) terutama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pengertian SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Pengertian SIG adalah suatu sistem yang menekankan pada informasi mengenai daerah-daerah berserta keterangan (atribut) yang terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi. Sistem Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan tertentu.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan komputer, SIG dewasa ini telah mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga merupakan suatu keharusan dalam perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau kebijakan. Kemajuan dan perkembangan SIG ini didorong oleh kemajuan dan perkembangan komputer, serta teknologi penginderaan jauh melalui pesawat udara dan satelit yang telah dimiliki oleh hampir sebagian besar negara maju di dunia.
SIG atau Geography Information System (GIS) memiliki pengertian yang selalu berubah sesuai dengan perkembagannya. Berikut ini pengertian SIG menurut beberapa ahli :
SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data spasial (keruangan) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis.
SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen, manipulasi, presentasi, dan analisis.
SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan data spasial, yaitu data yang memiliki acuan lokasi, atau posisi (geo-referensi) dan disimpan dalam basis data serta digunakan untuk berbagai aplikasi.
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pengertian SIG adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data berferensi geografis atau data geospasial.
2.2. Sejarah Perkembangan SIG
GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Dengan menggunakan SIG maka akan lebih mudah bagi para pengambil keputusan untuk menganalisa data yang ada. Karena dengan adanya SIG maka akan digambarkan juga posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya.
Periode pertama : Pra Mekanik
Pada periode ini, komunikasi menggunakan simbol untuk menyampaikan informasi. Pada tahun 3000-2000 sebelum masehi, manusia menggunakan gambar juga untuk menyampaikan pesan. Contohnya adalah bangsa Fenisia yang mendiami Timur Tengah (saat ini Lebanon) menciptakan model yang sama. Bangsa Yunani Kuno mengadaptasi simbol milik bangsa Fenisia dengan menambahkan huruf vokal yang membuatnya mudah digunakan. Bangsa Romawi Kuno kemudian memakainya juga, yang mana saat ini menjadi alfabet yang kita kenal dan gunakan saat ini. Pembuatan buku dari papirus yang dilekatkan dimulai pada tahun 600 sebelum masehi. Pada awalnya hanya pemuka agama dan pemimpin yang memiliki koleksi buku. Setelah itu ada bangsa Mesir Kuno yang menciptakan sistem angka, sehingga juga mengarahkan pada penemuan alat bantu hitung yang disebut abakus.
Periode kedua : Mekanik, pada tahun 1600, komputer atau mesin hitung pertama kali diciptakan oleh Blaise Pascal. Komputer ini disebut sebagai Pascaline dan dianggap sebagai titik awal mesin menggantikan otak manusia dalam menghitung data. Periode ketiga : Elektromekanik, Pada periode ini pula diciptakan telepon dan kode Morse untuk digunakan dalam komunikasi jarak jauh secara langsung. Kemudian diperkenalkan komputer pertama yang digunakan untuk menyimpan program dan data pada awal 1948. Komputer tersebut adalah Dubbed Manchester Mark 1. Komputer ini adalah awal penemuan teknologi selanjutnya yang sekarang menjadi komputer, laptop, tablet dan smartphone.
Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan militer dalam memprediksi trayektori balistik. Pada awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi, geologi, dan geofisika mulai menggunakan komputer dalam pembuatan peta.
Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information System), dan selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua tahun kemudian di Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang digunakan untuk memproses data-data sumber daya alam. Seiring dengan berkembangnya teknologi, GIS juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Berikut adalah sejarah perkembangan GIS dari masa ke masa :
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS – SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian land Inventory) – sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
GIS dengan gvSIG.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing dengan aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Sejarah Perkembangan (SIG) Dari Masa Ke Masa
2.3.1. Awal Mula
Geografi merupakan salah satu ilmu yang mengikuti sejarah perkembangan manusia. Manusia mengenal tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya, yang pada awalnya hanya tersimpan pada pada otaknya atau yang biasa disebut peta mental. Perkembangan selanjutnya adalah manusia mulai menggambarkan lingkungan sekitarnya pada suatu bidang atau yang disebut dengan peta sketsa yaitu peta tanpa proyeksi dan skala
2.3.2. Zaman Prasejarah
Peta tertua ditemukan ketika dilakukan penggalian reruntuhan kota Gasur, Babilonia, berupa sebilah lempeng kecil tanah liat dan diperkirakan dibuat sekitar 2500 tahun sebelum masehi. Peta generasi kedua ditemukan di Mesir, yang digambarkan diatas lembaran kertas yang terbuat dari kulit. Peta ini memperlihatkan persil-persil tanah pertanian yang terdapat di sekitar lembah sungai Nil dan lokasi-lokasi tambang emas pada masa pemerintahan Rameses II (1292 – 1225 tahun sebelum masehi).Bangsa Yunani menggunakan sistem koordinat segi-empat untuk pembuatan peta-petanya sekitar 300 tahun sebelum masehi. Mereka melakukan serangkaian pengamatan hingga didapat bukti-bukti yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu tidak datar, tetapi bulat. Ilmuwan Yunani juga memperkenalkan konsep-konsep bumi bulat dengan kutub-kutubnya, garis katulistiwa, sistem koordinat Lintang dan Bujur, sistem proyeksi peta, dan hitungan dimensi-dimensi bumi. Perkembangan perpetaan dan diskripsi wilayah selanjutnya lebih didasarkan atas berbagai kepentingan, seperti untuk perang dan pajak serta pelayaran.
Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.
1. Generasi Pertama (1945-1955)
Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang harus dikerjakan secara langsung.
2. Generasi Kedua (1955-1965)
Batch processing systemJob dikumpulkan dalam satu rangkaian kemudian dieksekusi secara berurutan.Sistem komputer belum dilengkapi sistem operasi, tapi beberapa fungsi dasar sistem operasi telah ada, misalnya FMS (Fortran Monitoring System) dan IBSYS,keduanya merupakan bagian yang fungsinya merupakan komponen sistem operasi.
3. Generasi Ketiga (1965-1980)
Dikembangkan untuk melayani banyak pemakai secara online, sehingga menuntut sistem komputer dapat digunakan secara : Multiuser Berarti komputer yang memiliki resource yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus. Multiprog ramming berarti komputer melayani banyak proses/job sekaligus pada waktu bersamaan, yaitu dengan membagi (mempartisi) memori menjadi beberapa bagian dengan satu bagian memori adalah satu job berbeda.
Time sharing Varian dari multi programming, dimana tiap pemakai mempunyai satuterminal online dengan pemroses hanya memberi layanan pada pemakai yang aktif secara bergantian secara cepat. Spooling Membuat peripheral seolah-olah dapat digunakan bersama-sama sekaligus,dapat diakses secara simultan, yaitu dengan cara menyediakan beberapa partisi memori. Saat terdapat permintaan layanan peripheral, langsung diterima dan data disimpan lebih dulu di memori yang disediakan (berupaantrian), kemudian di jadwalkan agar secara nyata dilayani oleh peripheral.
4. Generasi Keempat (1980-199x)
Sistem operasi yang dapat melayani banyak mode, yaitu mendukung batch processing, timesharing dan (soft) real time applications. Perkembangan dengan meningkatnya kemampuan komputer dekstop (PC) dan teknologi jaringan(TCP/IP). Selama tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, perusahaan raksasa multi nasional banyak menyelesaikan pembangunan sistem informasi global mereka (GIS/ Global Information System), tetapi masih terdapat beberapa hal lain yang masih harus diselesaikan dalam rangka menyempurnakan sistem pengelolaan informasi berbasis komputer yang mendunia ini. Pada tahun 2000-an, kurang lebih 2070 perusahaan multinasional akan didorong untuk memperbaiki aplikasi sistem informasi dan bentukan arsitektur sistem ini. Sistem yang mulanya dirancang untuk mendukung operasi yang tersentralisasi ataupun tidak tersentralisasi akan ditingkatkan untuk memampukan perusahaan induk dan cabangnya beroperasi sebagai sebuah koordinat suatu sistem yang terintegrasi. Adapun hal yan perlu ditingkatkan dan diintegrasikan secara utuh dalam pematangan sistem informasi dunia adalah peranan sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System/CBIS)
Seperti yang kita ketahui bahwa sistem informasi itu terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1999). Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang dapat berbentuk huruf, simbol, alfabet dan lain sebagainya.
Sejarah Perkembangan (SIG) di Indonesia
Perkembangan SIG di Indonesia berjalan tidak terlalu cepat, diawali terlebih dahulu dengan perkembangan pengindraan jarak jauh. Lembaga yang terlibat sejak awal dalam perkembangan pengindraan jarak jauh seperti LAPAN (lembaga antariksa penerbangan nasional) dan BAKOSURTANAL (badan survei dan pemetaan nasional) perannya sangat besar dalam mempercepat perkembangan SIG di Indonesia. LAPAN adalah lembaga pemerintah Indonesia non-departemen yang menyediakan data digital khususnya untuk citra pengindraan jarak jauh dengan satelit. Lembaga ini mempunyai stasiun bumi untuk merekam data pengindraan jauh seperti citraS POT, MMS- Lansat dan TM- Lansat. Data citra dari kelembagaan ini dapat dipesan baik dalam bentuk digital maupun dalam bentuk cetak.
Sedangkan BAKOSURTANAL berperan mengkoordinasikan pemetaan dasar dan penyedia data digital berbentuk peta-peta dasar seluruh Indonesia. Pada lembaga ini juga tersedia layanan pembelian citra foto udara baik berupa data analog maupun data digital dan juga penyedia data yang bersifat grafis. Lembaga lain juga berperan mendorong perkembangan SIG dan pengindraan jarak jauh di Indonesia adalah BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
Perguruan tinggi, perkembangan pengindraan jauh dan SIG awalnya sudah dimulai di UGM, ITB, UI pertengahan 1980-an. Kemudian menyusul beberapa perguruan tinggi yang lain seperti Universitas Pattimura, ITS, Universitas Bengkulu, UPN, UNDIP, UNHAS, UNPAK, dll. Bagaimana juga perkembangan SIG dan indraja di perguruan tinggi dapat dikatakan relatif lambat dibanding dengan teknis khususnya pada tahun 1990-an. Mengingat perkembangan lembaga pendidikan relatif lebih lambat memanfaatkan atau mengembangkan teknologi ini maka diduga tenaga kerja disektor terknologi spasial ini masih belum mencukupi. Instansi teknis di Indonesia pada periode ini cenderung melatih staf yang sudah ada untuk memahami teknologi ini, yang terlihat diberbagai proyek di Indonesia seperti LREP dan MREP. Data mengeni jumlah perangkat keras dan lunak yang ada pada berbagai instansi kurang lengkap, walaupun sudah banyak usaha dilakukan. Misalnya berdasar data yang dihimpun (Sastiwarih et al, 1994).
Di Indonesia perkembangan pemakaian SIG dan pengindran jauh mulai semarak sekitar awal tahun 1990-an, dimana kebanyakan instansi pemerintah mulai nmemanfaatkan SIG sebagai sarana untuk pengolahan data spasial. Dalam hal ini sejak 1990-an hingga 1996 terdapat 26 proyek besar di Indonesia yang menggunkan sarana SIG dan pengindraan jauh untuk menjalankan aktivitasnya antara lain : land use planning and mapping (Lupam dan BPN-GTZ, 1 dan 2 land resources evaluation and planing (LREP), masing-masing di 8 provinsi di Sumatera dan 18 provinsi di luar Sumatera, remote sensing technology for natural resources management (BPPT-ADB) pengembangan SIG untuk mendung kegiatan POLRI, BPPT-DINFOLATHA POLRI, dan pengembangan SIG di 42 kabupaten peserta MREP.
Saat ini instansi pemerintah yang sudah memakai SIG antara lain Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian (Misalnya : pusat penelitian tanah dan agroklimat), Departemen Pertambangan Energi Geologi, PT Telkom, Pertamina, PT Timah dll). Mentri Lingkungan hidup. BAPEDAL, Departemen Dalam Negeri (Bappeda), BPN, Biro Pusat Statistik (BPS), dll. Aplikasi SIG dan Indraja di sektor perkebunan juga sudah berkembang khususnya bgi perusahaan multinasional. Ataupun dalam bisnis jasa seperti perbangkan maupun bisnis pertokoaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam makalah ini bahwa perkembangan SIG di Dunia tahun 1963 begitu pesat dan selalu digunakan dalam hal penting untuk pengolahan data spasial). Selanjutnya perkembangan SIG di Indonesia mulai pada tahun pertengahan 1980-an khususnya di peguruan tinggi dan perkembanganya saat ini cekup pesat sampai pada departemen-departemen di Indonesia.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam makalah ini yaitu : perlu banyak teori serta praktik untuk lebih mengusai ilmu tentang SIG.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar. Bandung:Informatika.
Http://joelieouzt.wordpress.com/2012/12/26/sejarah-perkembangan-sistem-informasi-geografi.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sstem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.
Abidin, HZ, dkk. 2001. Survey dengan GPS. Institut Teknologi Bandung. Jawa Barat
http.www. g-excess.com. 28 Desember 2011
http.www.id-wikipedia.org. 28 Desember 2001
http.www.navigasi.net 28 Desember 2011
http.www.Priscomline.com. 28 Desember 2011
http.www.techno.infospcesial.net 28 Desember 2011
Comments
Post a Comment