SOSOK KEHADIRAN PEMIMPIN MILINEAL DAN BERKUALITAS BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KONAWE SELATAN PADA KONSTALASI PILKADA 2020

Image
Pemilihan kepala daerah di Indonesia pada tahun 2020 digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada tahun 2021. Sistem pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2020 merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan di Indonesia. Pelaksanaan pemungutan suara direncanakan digelar secara serentak pada bulan Desember 2020. Total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Sejumlah nama dari kader-kader potensial partai politik (Parpol) mulai bermunculan. Ada 270 daerah yang akan mengikuti pilkada serentak salah satunya di Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Ada tiga kandidat yang kini ramai diperbincangkan dikalangan masyarakat saat ini, selain itu ada muncul bakal calon bupati dari kalangan milienal. Hal ini menarik dibicarakan. Hal ini disampaikan Ode Undu yang menjabat sebagai Sektaris Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswah K...

Makalah Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara”

MAKALAH REKREASI ALAM DAN EKOWISATA
“Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai
Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara”








OLEH :
SAHRUN
M1A1 16 174
KONSERVASI HUTAN











JURUSAN  KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya Saya masih diberi kesahatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula dipanjatkan salam  kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW sebagaiman Beliau telah membawa perubahan kepada kita dari masa kegelapan ke masa yang terang benderang seperti saat ini.
Pembuatan makalah ini berjudul “ Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, dalam lingkup Universitas Haluoleo, Kendari.
Saya menyadari  bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Saya harapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun. Sekian dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat  dan memberikan infomasi kepada pembaca.
Wassalamuallaikum warahtullahi wabarakatuh.

                                                                 
     Kendari, 25 Desember 2019
    Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................   i
DAFTAR ISI.........................................................................................................   ii
BAB 1 
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang.................................................................................................   1
1.2. Rumusan masalah...........................................................................................   2
1.3. Tujuan............................................................................................................   2
1.4. Manfaat...........................................................................................................   2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Kelembagaan......................................................................................   3
2.2. Konsep Pengembangan Objek Wisata...........................................................   7
2.3. Konsep strategi Pengembangan.....................................................................   8
2.4. Bentuk dan Aspek-aspek Strategi Pengembangan.......................................   10
2.5. Landasan Pembentukan KPH Tugas Pokok dan Fungsi KPH......................  11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Objek Wisata Pantai Membuku....................................................................  12
3.2. Anggaran Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku..........................  14
3.3. Aspek-aspek Strategi Pengembangan...........................................................  15
3.4. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara....................................................  16
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan....................................................................................................  17
3.2.Saran...............................................................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA



BAB 1
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Pengembangan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah untuk menuju modernisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat baik secara lahir maupun batin. Dalam pengembangan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. 
Kabupaten Buton Utara sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi wisata tentunya juga harus mempunyai perhatian khusus terhadap perkembangan industri pariwisata dan pengembangannya diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penyelenggaraan kepariwisataan merupakan perangkat yang sangat penting di dalam pembangunan daerah dalam otonomi daerah sekarang ini, untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni
budaya daerah dan hasil – hasil kerajinan daerah untuk dapat di pasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Salah satu Daerah di Indonesia yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya dan potensi wisata yang sangat menarik adalah Kabupaten Buton Utara.Salah satu objek wisata yang terkenal di Kabupaten Buton Utara adalah objek wisata Pantai Membuku yang terletak di Desa Kadacua. Kabupaten Buton Utara cukup kaya akan bahan yang dapat di olah sebagai produk wisata dengan daya tariknya yang khusus yang bisa dikembangkan menjadi sajian wisata yang mampu menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. 
Kabupaten Buton Utara sendiri mempunyai potensi objek wisata yang perlu di kaji secara mendalam untuk dikembangkan di masa yang akan datang, sala satunya adalah objek wisata Pantai Membuku yang terletak di Desa Kadacua, kecamatan Kulisusu, yang kurang lebih 3 km dari pusat kota Ereke. Objek wisata Pantai Membuku ini merupakan salah satu produk pariwisata unggulan di Kabupaten Buton Utara. 
 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ?
1. Bagaimana Objek Wisata Pantai Membuku ?
2. Bagaimana Anggaran Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku ?
3. Bagaimana Aspek-aspek Strategi Pengembangan ?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai  Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara ?
 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dalam makalah ini ialah untuk memberikan sumber ilmu, literature, maupun dasar ilmu pengetahuan terutama dalam kajian tentang ekowisata tentang ekowisata terkhusus lagi di Pantai Membuku, Di Kabupaten Buton Utara.. Adapun tujuan dalam makalah ini ialah untuk memberikan sumber ilmu, literature, maupun dasar ilmu pengetahuan terutama dalam kajian tentang ekowisata terkhusus lagi di Pantai Membuku, Di Kabupaten Buton Utara.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna. Moeliono (1990: 414) mengungkapkan, yang dimaksud dengan pengembanganadalah proses, cara, pembuatan mengembangkan. Iskandar (Dalam Oka, 2010:26) mengemukakan bahwa pengembangan pariwisata sebagai suatu industri sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup maka perencanaan merupakan aspek penting dalam pengembangan pariwisata.
2.2. Konsep Pengembangan Objek Wisata
2.2.1. Pengertian Objek Wisata
Objek daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alamipun setelah ada budidaya manusia. Sedang wisata berpotensi dan alam merupakan bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan (Marpaung, 2002; 32). Sedangkan menurut Fandeli (2000; 58) objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alamyang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan objek wisata alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya. 

2.2.2. Pengembangan Objek Wisata
Menurut Happy Marpaung (2002; 23) perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Menurut Yoeti (2002:2-3), pengembangan pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.
2) Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.
3) Atraksi/obyek wisata
Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat seperti: a) Apa yang dapat dilihat (something to see), b) Apa yang dapat dilakukan (something to do), c) Apa yang dapat dibeli (something to buy).
4) Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restaurant, pelayanan umum seperti Bank/money changers, kantor pos, telepon/teleks yang ada di DTW tersebut.
5) Informasi dan Promosi 
Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets / brosur disebarkan sehingga calonwisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan pariwisata di wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya.
6) Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana. Dinas kebudayaan dan pariwisata merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.
2.3. Konsep strategi Pengembangan
Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan sebuah keputusan yang bersifat manajerial tingkat atas serta sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk dalam jangka waktu lima tahun, dan memiliki orientasi ke masa depan. Strategi adalah cara untuk menjalankan sebuah misi guna mewujudkan atau mencapai sebuah visi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam rencana suatu program kegiatan (Brahmantyo, dkk. 2001: 38).
Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubunganya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungakan (Salusu, 1998: 22). Cristensen (Rangkuti, 2002: 3) mendefinisikan strategi sebagai suatu kerangka yang membimbing serta mengendalikan pilihan-pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi. 
Menurut Stephanie (Husein 2001:31) mendefinisikan strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, yang disertai penyusunan suatu cara atau tujuan yang dapat dicapai. Menurut Chandler (Rangkuti2002:3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang.Program tindak lanjut serta prioritas alokasisumber daya.Cristensen (Rangkuti (2002:3) mendifinisikan strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing.Begitu pula halnya.Porter (Rangkuti, 2002:4) mendifinisikan strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
2.4. Bentuk dan Aspek-aspek Strategi Pengembangan
Aspek-aspek yang mempengaruhi objek wisata dapat dikelompokan menjadi 2 kategori (Spillane, 1994;63), diantaranya :
1. Attraction/ daya tarik
Menurut pengertiannya attraction adalah cara menarik wisatawan atau pengunjung dengan sesuatu yang dapat ditampilkan atau wisatawan tertarik pada ciri-ciri khas tertentu dari objek wisata. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan. Biasanya para wisatawan tertarik pada suatu lokasi yang memiliki ciri khas tertentu yang antara lain adalah keindahan alam dan kebudayaan.
2. Fasilitas
Fasilitas dalam pengembangan pariwisata lebih cenderung berorintasi pada attraction di suatu lokasi karena fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attraction berkembang, attraction juga dapat merupakan fasilitas.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Objek Wisata Pantai Membuku
Konon katanya dulunya pantai membuku merupakan (ngapa dalam bahasa ereke/kulisusu) atau pelabuhan bagi para nelayan bahkan sampai sekarang masyarakat setempat yang bekerja sebagai nelayan masih menjadikan pantai membuku sebagai pelabuhan mereka. Selain keindahan pasir putihnya dan jejeran pohon kelapa yang menghiasi lingkungan sekitar pantai membuku, juga terkenal dengan ombaknya yang begitu besar hal ini dikarenakan pantai membuku berhubungan langsung dengan laut banda.
Hal-hal yang dapat dilakukan pengunjung pada pantai membuku yaitu sebagai berikut :
a. Berenang/menyelam
Setiap pengunjung pada pantai membuku dapat berenang/menyelam karena pantai membuku merupakan wisata pantai, di sebelah barat pantai membuku juga terdapat danau kecil yang indah.
b. Berselancar
Pada pantai membuku setiap pengunjung juga bisa melakukan olahraga berselancar karena pantai membuku terkenal juga dengan ombaknya yang begitu besar karena berhubungan langsung dengan laut banda.
c. Panjat Tebing
Selain untuk berenang dan berselancar pengunjung juga dapat melakukan olahraga panjat tebing, karena pantai membuku juga terdapat tebing yang begitu tinggi tepatnya berada disebelah selatan pantai membuku yang biasa disebut dengan tebing kampa.
3.2. Anggaran Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku
Dalam pengembangan pantai membuku serta berbagai pengembangan objek wisata yang ada di Buton Utara ini, maka pemerintah setempat telah menyediakan dana berupa anggaran pengembangan dan anggaran Promosi yang nantinya dapat difungsikan untuk pembangunan objek wisata di Buton Utara.
Tabel 3.2. Total anggaran pengembangan Objek Wisata dan Anggaran Promosi Objek Wisata Di Kabupaten Buton Utara
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buton Utara
Tahun Jumlah
Anggaran Angaran
Untuk Promosi

2015
Rp. 2.721.995.100,
Rp. 1.750.000.000,

2016
Rp. 1.944.120.000
, Rp. 895.500.000,

2017
Rp. 2.345.190.000,
Rp. 1. 350.000.000,

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anggararn yang di alokasikan untuk dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Buton Utara untuk anggaran objek wisata selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan, anggaran yang digunakan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.721.995.100, pada tahun 2016  
sebesar Rp. 2.345.190.000, dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.944.120.000.
3.3. Aspek-aspek Strategi Pengembangan
Berdasarkan dari kerangka pikir yang sebelumnya dibahas dengan mengangkat teori dari Spillane (1994; 63-72) bahwa suatu objek wisata atau destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka objek wisata harus meliputi : Attraction, 2) Facility, 3) Infrastruktur, 4)Transportation, 5) Hospitality (keramahtamahan), Berdasarkan pendapat di atas tersebut penulis dapat menguraikan dan membahas satu persatu di bawah ini: 
1.) Attractions
Sama halnya dengan objek wisata pantai membuku yang memiliki daya tarik tersendiri pada pertunjukan atraksi budaya yang dilakukan sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung meskipun hanya waktu-waktu tertentu saja.Sehingga ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah untuk terus melakukan pengembangan pada objek wisata pantai membuku khusunya pada atraksi-atraksi budaya maupun atraksi atau pertunjukan lainnya sebagai daya tarik tersendiri.Pada tahun 2014 perna di adakan pertunjukan budaya dalam pembuatan lagu daerah pada pantai membuku dan di tahun 2015 juga pernah di adakan pertunjukan budaya “soroha bangka (dalam bahasa ereke/kuliusu),yang dalam bahasa Indonesia mendorong perahu”. Sayangnya, pertunjukan ini tidak dilaksanakan setiap tahunnya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, Meskipun pertunjukan budaya ini tidak dilakukan setiap tahun tetapi ini merupakan salah satu daya tarik tersendiri pada objek wisata pantai membuku.
Beragam jenis wisata budaya yang dapat di lihat saat berkunjung ke Buton Utara sebagai warisan budaya yang menghiasi kearifan lokal masyarakat sekitar.Beraneka jenis atraksi yang ditampilkan oleh masyarakat pada waktu-waktu tertentu atau penyelenggaraan event budaya dan sejenisnya yang diperuntukan sebagai budaya yang melekat atau tontonan untuk pemenuhan berpariwisata. Atraksi-atraksi tersebut meliputi :
a. Soroha Bangka
b. Tari Alionda dan Lense
c. Manca
d. Tari Balumpa
2.) Facility
Sama halnya dengan Objek wisata pantai membuku hanya memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gazebo, mck, sehingga sangat diperlukan adanya pengembangan fasilitas pada objek wisata pantai membuku agar dapat bersaing dengan objek wisata lainnya dan demi kepuasan wisatawan dalam menikmati perjalanannya.Hal ini juga dipertegas oleh informan yang mengatakan bahwa : “Pada tahun 2010 mulai dibangun Fasilitas pada objek wisata pantai membuku seperti gazebo, mck, tempat ayunan untuk anak-anak, tetapi karena pengaruh politik sehingga pemerintah sudah mulai kurang memperhatikan kondisi fasilitas yang ada (informan Juslin, wawancara tanggal 5 februari 2018).
3.) Infrastructure
Jika melihat kondisi objek wisata pantai membuku saat ini yang masih begitu banyaknya kekurangan-kekurangan pada infrastruktur yang terdapat di dalamnya sehingga perlu adanya perhatian dari PEMDA dalam hal pengembangan infrastruktur yang tepat sehingga menarik perhatian khusus bagi wisatawan untuk berkunjung pada objek wisata pantai membuku demi kelancaran dan kepuasan para wisatawan, bahkan infrastruktur yang ada saat ini belum terlalu memadai sehingga perlu adanya pengembangan yang tepat dan efisien Hal ini juga diperjelas oleh informan sebagai berikut:
“salah satu infrastruktur termaksud jalan yang dulunya kondisi jalan menuju pantaim membuku ini masih kurang memadai atau rusak, tetapi setelah adanya pengembangan karena melihat banyaknya pengunjung atau wisatawan yang berkunjung pada tahun 2009 akses jalan ke pantai membuku sudah pengaspalan”
(informan Juslin, wawancara tanggal 5 february 2018).
4). Transportation
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa suatu objek wisata agar lebih mudah dijangkau oleh para wisatawan tentunya harus menggunakan alat transportasi baik itu transportasi udara,darat maupun transportasi laut. Objek wisata pantai membuku saat ini hanya bisa menggunakan alat transportasi darat baik itu kendaraan bermotor ataupun kendaraan roda empat (mobil), hal ini juga diperjelas oleh informan yang mengatakan bahwa: “untuk mengunjungi pantai membuku para wisatawan dapat menggunakan kendaraan bermotor ataupun mobil pribadi, (informan Juslin wawancara tanggal 7
februari 2018).
5.) Hospitality
Sikap Masyarakat sekitar objek wisata pantai membuku dalam menerima kedatangan wisatawan yang berkunjung pada objek wisata pantai membuku dikategorikan baik karena sampai saat ini setiap pengunjung mendapatkan kenyamanan tanpa ada ganggutan dari masyarakat setempat. Seperti yang dikemukakan oleh informan bahwa: “sikap masyarakat di sini terhadap wisatawan yang berkunjung dapat dikategorikan baik karena karena sampai saat ini belum didapatkan kasus masyarakat yang mengganggu wisatawan yang berkunjung, (informan Juslin, wawancara tanggal 5 februari 2018)”.

3.4. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Membuku Sebagai Tujuan Wisata Utama Di Kabupaten Buton Utara
Ada beberapa strategi dalam mengembangkan objek wisata pantai membuku diantaranya :
3.4.1. Respon Masyarakat
Salah satu keberhasilan dan terlaksananya dalam mengembangkan objek wisata pantai membuku adalah Respon masyarakat karena respon masyarakat dinilai sangat penting dalam pengembangan pantai membuku, dimana bahwa salah satu kendala hingga sampai saat ini objek wisata pantai membuku belum dikembangkan secara bebas masih terkendala pada status kepemilikan lahan bahkan sebagian besar lahan masih milik beberapa masyarakat. 
Hal ini juga diperjelas oleh informan bahwa : pantai membuku cuman yang menjadi kendala bahwa wilayah pantai membuku masih wilayah beberapa masyarakat dan belum ada pembebasan lahan dari pemerintah. Jadi untuk pengembangan secara bebas pada pantai membuku masih terkendala pada wilayah masyarakat, dan kita masih menunggu kolaborasi atau kerjasama antara pemda dan masyarakat (informan Wa Ode Saktila, S.Pd, wawancara 31 januari 2018). Dari pemaparan ditas dapat diketahui bahwa pemerintah sebelum melakukan kebijakan terkait dengan pembangunan dan pengembangan objek wisata maka perlu diadakan sosialisasi dengan masyarakat sekitar sehingga dapat di jumpai titik terang untuk mengembangkan objek wisata pantai membuku.
3.4.2. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam pengembangan objek wisata pantai membuku dengan meningkatkan sumber daya manusia di dunia pariwisata, ini menunjukan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan objek wisata, peningkatan sumber daya manusia juga merupakan suatu tuntutan dalam menghadapi persaingan dimana sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang berkualitas, dan mempunyai gagasan, hal ini tentu tidak mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga professional di bidang pariwisata paling tidak harus ada upaya-upaya untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan tenaga kepariwisataan, sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama di daerah tujuan wisata berpengaruh positif pada perkembangan objek wisata.
Hal ini juga diperjelas oleh informan sebagai berikut : “dalam mengembangkan suatu destinasi atau objek wisata selain dengan respon masyarakat yang paling penting juga adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas terkait dunia pariwisata. (informan Wa Ode Saktila, S. Pd). Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya peningkatan sumber daya manusia adalah untuk dapat meningkatkan kualitas adalam mengelola objek wisata sehingga dapat terwujud pengembangan objek wisata yang lebih baik.


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buton Utara yaitu :
1. Respon Masyarakat
Karena respon masyarakat dinilai sangat penting dalam pengembangan pantai membuku, dimana bahwa salah satu kendala hingga sampai saat ini objek wisata pantai membuku belum dikembangkan secara bebas masih terkendala pada status kepemilikan lahan bahkan sebagian besar lahan masih milik beberapa masyarakat.
2. Peningkatan sumber daya manusia
Hal ini dimaksudkan karena dalam mengembangkan suatu destinasi atau objek wisata selain dengan respon masyarakat yang paling penting juga adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas terkait dunia pariwisata. Sehingga hal ini mengharuskan pemerintah khususnya dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten buton utara untuk terus melakukan kerja sama dengan dinas pertanahan terkait lahan pada pantai membuku apakah lahan tersebut akan diwakafkan atau bagaimana.
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai ilmu pengetahuan ekowisata bahkan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari maka perlu dilakukan praktikum dilapangan atau kuliah langsung dilapangan.  

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Azril. 2003. Kajian pengembangan pariwisata bahari dikelurahan pulau kelapa kecamatan kepulauan seribu utara, kabupaten administrasi kepulauan seribu, daerah khusus ibu kota jakarta. Program pasca sarjana, institusi pertanian bogor.
Bambang, Sunaryo. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata : Konsep dan aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta : Gava Media. 
Damanik,J. & WEBER H.F. 2006. Perencanaan ekowisata. Yogyakarta;  andi direktorat jenderal perimbangan keuangan pusat dan daerah departemen keuangan –republik indonesia, 2004. Tinjauan hubungan keuangan pusat dan daerah 2001-2003,Jakarta.
Dian, Kusumanegara. 2009. Persepi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata Di Kota Palembang.Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada. 
Gamal, Suwantoro. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta : Penerbit Andi.
Gita Alfia, Arsyadha. 2002. Kajian prospek dan arahan pengembangan atraksi wisata kepulauan karimunjawa dalam perspektif konservasi. Jurusan perencanaan wilayah dan kota fakultas teknik universitas diponegoro.
Happy, Marpaung. 2002. PengetahuanKepariwisataan. Bandung : Alfabeta.
Kusdianto, Hadinoto. 2003. Perencanaan pengembangan destinasi pariwisata. UI pres; Jakarta.
Marpaung dan Bahar. (2000) Pengantar Pariwisata. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Nyoman S, Pendit. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Pitana dan Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Widyasmi, kartika.2012. Strategi Pengelolaan pariwisata bahari di kecamatan bayah kabupaten lebak.Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sultan ageng tirtayasa, serang.
Yoeti, Oka A. (2010). Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pencemaran Laut dari Tumpahan Minyak (Oil Spill))

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN “Angka Bentuk Pohon Hutan Tanaman Dan Struktur Serta Komposisi Tegakan Hutan Alam”

MAKALAH TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA)