Sampai saat ini Negara Indonesia adalah salah satu negara yang berutang. Bermula dari tahun 1962 Indonesia berutang $200-350 atau Rp. 2 miliar. Itupun uang tersebut untuk pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah ditambah kekayaan alam Indonesia masih utuh. Hal itu itupula sejalan dengan setelah 35 tahun kemudian, pada saat Presiden Soeharto menandatangani kesepakatan dengan IMF yang berujung pada kejatuhannya setelah 32 tahun berkuasa.
Jika dibandingkan dengan saat ini detik ini juga, utang NKRI membengkak menjadi $ 410,8 miliar atau setara dengan RP. 6.671 Triliuan dengan pertukaran $ 1 = Rp.16. 241 (BI, 2020). Sungguh angka yang fantastis untuk rakyat Indonesia. Karena dengan jumlah utang yang sebanyak itu siapa yang akan bayar ? kapan dilunasi ? Dan bagaimana jika pemberi utang marah dengan Indonesia karena kebijakan Indonesia membangkang dan pemberi utang meminta bayarnya segera dilunasi, bayarnya kira-kira pakai apa?. Jangan katakan Indonesia masih kaya seperti dulu yah sebab kekayaan alam saat ini berbeda dengan dulu. Tambang dimana-mana, hutan setiap hari berkurang seluas lapangan bola, populasi manusia terus meningkat+kebutuhan, entah apalagi.
Utang-utang tersebut tentu akan di bebankan kepada anda, kepada seluruh rakyat indonesia dari yang miskin sampai kaya raya, cucu hingga kakek-nenek, dari yang tinggal di rumah mewah sampai di kolong jembatan, bahkan baru lahir sekalipun telah dibebani oleh utang tersebut. Berdasarkan Indonesian Population clock (live) jumlah populasi manusia di Indonesia mencapai 273,7 juta jiwa. Itu artinya jika dibagi jumlah utang, setiap jiwa menanggung beban sebanyak Rp. 24,3 juta. Padahal anda tidak pernah mengutang dan memegang uang tersebut. Sungguh sangat kejam dan sangat janggal informasi ini tetapi itulah realitas kehidupan anda.
Sebagian besar rakyat Indonesia baik yang kaya maupun miskin mengangap bahwa tidak pernah merasa membayar utang tersebut sebab itu tugas pemerintahlah yang akan bayar. Yah perasaan itu memang benar karena mekanisme pembayarannya tidak seperti pada umumnya yaitu pinjam uang teman lalu kembalikan juga ditanganya (uang/barangnya kelihatan). Tetapi, hak milik anda akan dipajaki (PBB), harga-harga barang dipasar terus naik (nilai Rp melemah terhadap $), sarana dan prasarana serba disewa+mahal dan lain-lain. Dari situlah APBNdihasilkan untuk membayar utang-utang negara yang menumpuk. Anda tidak bisa menolak itu ataupun melawan, anda harus ikuti aturan yang berlaku dari kebijakan pemerintah. Dari situ barulah rakyat merasa dan mengeluh terhadap pemerintah. Oops, jangan salahkan dulu pemerintah.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia pada bulan januari 2020, likuiditas perekenomian atau peredaran uang M2 Rp. 6.046,7 triliun atau tumbuh 7,1% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,5% (yoy). Jika kita bandingkan lagi dengan utang negara Rp. 6.671 triliun. Itu artinya lebih banyak utang negara daripada jumlah uang yang beredar. Coba bayangkan nilainya berapa, seluruh uang yang ada di negara Indonesia baik itu uang kertas dan uang digital atau tabungan anda dibank masih lebih banyak dibandingkan utang negara ini.
Utang tersebut tidak akan pernah bisa dibayar sampai kapan pun sampai negara ini benar-benar bangkrut. Setelah bangkrut saat itu pula kita teriak tatanan dunia baru New World Order.
Apakah kita hanya akan diam saja?
#salam_people_power
#flat_eart_society
Hadoh pemerintah yang lakukan utang kita yang kena dampaknya, harapannya sih pemerintah mengerti ketika ada rakyatnya yang bersuara dan dihadapi dengan baik-baik sebab negara ini bukan milik mereka saja.
ReplyDeletePemerintah tejebak sebenarnya dgn sistem ini. Ayo kita sama2 bongkar, sebar kebenran.
DeleteItu bukan solusi kawan
DeleteMemang itu bukan solusi. Tetapi itu adalah realita.
DeleteIya
ReplyDelete😢😢😢
ReplyDeleteDana desa juga menjadi pemicu untung negara,, jadi baik disadari maupun tidak persoalan utang negara selalu berdapak pada rakyat
ReplyDeleteIya itulah realitasnya.
DeleteYah, kita perlu mengetahui dlu, pada negara siapa indonesia mengutang lalu kemudian berapa nilai utang pada negara tersebut.saya rasa dengan leluasanya para pekerja asing yg lalulalang se enaknya di bumi pertiwi ini adalah salah satu cara dalam pelunasan utang tersebut,haha ini cman analisa kurang sehat saya yaa
ReplyDeleteOke. Terima kasih atas komentarnya..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteJangan sampai Bumi kita d ambil alih sama si pemberi utang... nauzubillahi minzalik...tapi yg saya sayangkan knapa jokowi selalu terlalu cpat mngambil kputusan . Contoh membuat bandara baru di majalengka yg skarang sepi dan tak ada penumpang.. itu dana bangunan sudah habis milyaran..dan kini bandara trsbt terus merugi . blm yg lain lagi. Kbanyakan mubazirnya...tak pernah berfikir scara matang..��♀️��♀️�
ReplyDeleteAyo anak muda kita bentu pemerintah kit ,, dengan sekuat semampunya...baik dengan materi, ide atau gagasan teman-teman semua yang bersifat membangun?
ReplyDelete#anakmudajuga